- Letakkan loudspeaker pada ruang pendengaran, aturlah agar distribusi bunyi merata ke seluruh ruangan!
- Susunlah perangkat integrated amplifier, tape recorder, penerima(tuner) AM/FM, equalizer, dan pemutar CD! Jika mungkin, susunlah secara bertingkat pada sebuah rak!
- Hubungkan loudspeaker pada terminal keluaran integrated amplifier dengan menggunakan kabel loudspeaker!
- Perhatian: phasenya jangan terbalik!
- Hubungkan equalizer pada integrated amplifier!
- Hubungkan output tape recorder ke terminal input TAPE pada integrated amplifier dengan kabel audio!
- Hubungkan output penerima(tuner) AM/FM ke terminal input TUNER atau AM/FM padaintegrated amplifier dengan kabel audio!
- Hubungkan output pemutar CD pada terminal input CD tersebut dengan kabel audio!
- Hubungkan kabel sumber daya pada integrated amplifier dengan sumber daya yang tersedia!
- Nyalakan integrated amplifier (switch on)!
- Lakukan pemilihan input pada TAPE!
- Masukkan sebuah pita kaset musik ke dalam tape recorder!
- Lakukan main ulang!
- Lakukan pengaturan bass/treble untuk mendapatkan bunyi yang enak didengar! Lakukan langkah (10) sampai dengan (13) untuk masing-masing sumber audio!
- Matikan sumber audio!
- Matikan integrated amplifier!
- Lepaskan semua kabel penghubung dan kembalikan semua peralatan pada tempat semula!
26 November 2012
HOME THEATER
AV MOBIL
Peralatan AV Mobil :
- Tape
- Equalizer
- DVD Player (VCD Player)
- MP3 Player / MP4 Player
- Monitor / TV
- Cable / Wirreless
- Microphone
- Remote
- Speaker
- Amplifier
- Equalizer dibagi 3 bagian :
- Rendah digunakan untuk diluar
- Tinggi digunakan untuk triable
- Tengah digunakan untuk vocal
- Amplifier berfungsi menguatkan signal-signal yang masuk dari equalizer
- Equalizer berfungsi untuk memilih frekuensi-frekuensi yang diinginkan
- Speaker dibagi menjadi 4 :
- Twetter : Frekuensi tinggi
- Midrange : Vocal
- Woofer : Bass
- Subwoofer : Bass
- Subloofer harus menggunakan Amplifier sendiri
- Speaker Mobil menggunakan 4 ohm : 6 ohm
Komponen Audio Mobil
- Head unit : merupakan kombinasi radio, CD dan MP3
- Speaker : ditempatkan dipintu, rak bagasi di bagasi mobil, di kick panel enclosure
- Amplifier : digunakan untuk member power ekstra pada speaker biasanya menggunakan subwoofer
- Subwoofer : mempunyai kumparan voice tunggal, dual atau qual dan resistensi dalam ohm
Nama merk terkenal subwoofer :
- Rockford fosgate
- MA Audio
- JL Audio
- RE Audio
- MTX Audio
- Sundown Audio
- Pioneer
- FI Car Audio
- Incriminator Audio
- Audio Pulse
- Kicker
- Memphis Car Audio
MUATAN LOKAL
Dalam pelajaran elektronika , kami mempelajari juga pelajaran pembuatan
plat dalam membuat suatu job kerja. yang harus diperhatikan yaitu :
1. keselamatan kerja
yaitu menggunakan baju praktik, dan atribut lainnya.
Adapun job yang dibuat diantaranya:
1. kotak power supplay
2. kotak buku
3. laci buku dll.
Tata cara membuat job plat yang harus disiapkan adalah:
1. plat besi
2. penggaris
3. kikir
4.penitik
5. palu
6.pemotong plat
7.ragum
8. skema benda dll.
Tahap pembuatannya yaitu:
1. gambar pola diatas plat besi
2. potong bagian yang tidak penting
3. kemudian lipat beberapa bagian yg harus dilipat
4. setelah itu plat tadi dikikir hingga halus agar tidak tajam
5. tinggal melubangi beberapa bagian plat tersebut sesuai dengan job yang diberikan
»» Baca Lanjut...
1. keselamatan kerja
yaitu menggunakan baju praktik, dan atribut lainnya.
Adapun job yang dibuat diantaranya:
1. kotak power supplay
2. kotak buku
3. laci buku dll.
Tata cara membuat job plat yang harus disiapkan adalah:
1. plat besi
2. penggaris
3. kikir
4.penitik
5. palu
6.pemotong plat
7.ragum
8. skema benda dll.
Tahap pembuatannya yaitu:
1. gambar pola diatas plat besi
2. potong bagian yang tidak penting
3. kemudian lipat beberapa bagian yg harus dilipat
4. setelah itu plat tadi dikikir hingga halus agar tidak tajam
5. tinggal melubangi beberapa bagian plat tersebut sesuai dengan job yang diberikan
Rekaman Audio di Studio
SEJARAH REKAMAN DAN ALAT PEREKAM
Alat perekam suara pertama yaitu Phonoautograph penemuan Leon Scott telah ada sebelum Phonograph
penemuan Thomas Alpha Edison yang digunakan untuk mempelajari gelombang
suara pada tahun 1857. namun alat tersebut tidak digunakan untuk
mereproduksi hasil rekaman tersebut. Phonograph diciptakan
seiring dengan pengembangan perangkat telepon pada tahun 1870-an dan
pada saat itulah Edison mendapat ide untuk mencetak pesan telepon di
atas kertas berlapis wax manggunakan alat elektromagnetik. Setelah penemuan tersebut, bermunculan alat perekam lain seperti Graphophone
dan perusahaan lain yang membuatnya. Para ilmuwan meyakini bahwa alat
tersebut dibuat pada 9 April 1860 oleh ilmuwan Perancis, Edouard-Leon
Scott de Martinville.
Edouard-Leon Scott de Martinville merekam suara menggunakan alat bernama phonautograph yang
memindahkan gelombang suara ke dalam selembar kertas yang dihitamkan
dengan asap lampu minyak. Untuk memutar rekaman itu sendiri, para ahli
membuat alat pemindai digital beresolusi sangat tinggi. Dengan pemindai
digital itu para ahli dapat membaca gelombang suara yang dihasilkan
Edouard-Leon Scott de Martinville tersebut. Hasilnya, terdengarlah
rekaman seseorang bernyanyi: ‘Au clair de la lune, Pierrot repondit‘.
Edouard-Leon Scott de Martinville sendiri tidak bisa memutar ulang
rekaman yang ia buat tersebut, baru pada tahun 1888 Thomas Alpha Edison
dapat membuat alat yang dapat merekam sekaligus dapat memutar kembali
suara yang direkam.
Pada tahun 1894, Emir Berliner
mencetuskan ide untuk mencetak suara di atas piringan dan bukan silinder
dengan alas an lebih mudah direproduksi. Ide piringan inilah yang
berkembang menjadi disc yang kita kenal sekarang ini.
Phonograph, graphophone dan alat perekam lainnya adalah alat mekanik sampai tahun 1920 dikembangkan player dengan built in speaker yang mengizinkan pemutaran hasil rekaman dapat lebih keras suaranya. Hingga akhir perang dunia II, phonograph atau dikenal juga dengan gramaphone adalah satu-satunya alat perekam dan playback
yang umum digunakan, tetapi zaman sudah mulai berubah. Hollywood mulai
mengambil peranan dalam perkembangan rekaman dengan menggunakan suara di
film.
Tape Recording
Pada akhirnya, pengembangan tape recording yang menggantikan phonograph dan recording optical, karena lebih mudah dan biayanya yang lebih terjangkau. Tape mulai populer tahun 1950-an. Perkembangan tape recorder ini membawa perubahan yang pesat dalam membuat musik. Karena dengan tape, proses edit menjadi lebih mudah, pemberian efek fade in dan fade out bisa dilakukan. Jika sebelumnya seorang artis harus membawakan lagu dengan sempurna saat direkam, dengan adanya tape recording, proses penambalan dan edit yang lebih mudah, berbagai kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah.
Multitrack Recording
Pada tahun 1940-an mulainya eksperimen
dengan menggunakan multitrack recording yang terus berkembang menjadi
lebih rumit hingga tahun 1960-an. Dengan adanya multitrack recording,
teknik merekam dengan memisahkan grup artis dapat dilakukan. Efek lain
yang ditimbulkan oleh multitrack recording ini adalah munculnya suara
stereo. Para insiyur suara pada tahun 1930-an mulai bereksperimen dengan
merekam menggunakan 2 microphone, 2 amplifier, dan 2 speaker yang
menyebabkan efek aural yang menyenangkan. Pada tahun 1960-an, 8 track
player yang biasa diasosiasikan dengan player untuk mobil menjadi sangat
popler namun segera mati dan digantikan oleh kaset.
Tahun 1963 Philips mengenalkan Compact audio cassette
atau yang lebih kita kenal sebagai kaset sebagi media penimpan audio
baru. Perusahaan yang berbasis di Eindoven Belanda ini baru menjual
massal penemuan mereka ini pada tahun 1965, kemudian pada tahun 1971,
Advent Corporation memperkenalkan Model 201 tape deck yang merupakan ibu dari tape yang selama ini kita kenal. Dalam perkembangan berikutnya pada awal dekade 1980-an lahirlah Walkman yang dibuat oleh perusahaan elektronik dari Jepang yaitu Sony. Perusahaan ini membuat alat pemutar kaset portable yang ukurannya tak lebih dari ukuran kotak makan.
Digital Recording
Mulai tahun 1980-an teknologi digital recording mulai berkembang. Tahun 1984 Sony memperkenalkan Compact Disk
CD yang berbentuk seperti cakram kecil dengan lubang ditengahnya. Ide
dari pembuatan CD ini adalah merampingkan bentuk media penyimpan musik
populer selama ini yaitu kaset yang dirasa terlalu besar. Disamping itu
pengenalan CD ini juga bertujuan untuk membuat kualitas audio yang
dihasilkan menjadi lebih baik selain kepraktisan dalam penyimpanan.
Lahirnya CD kemudian diikuti oleh
lahirnya VCD dan DVD yang dapat menyimpan bentuk visual bergerak selain
dapat menyimpan bentuk audio. Lahirnya CD dan perkembangannya tidak
dapat dipungkiri merupakan awal dari revolusi musik digital karena
data-data yang disimpan dalam CD adalah data-data audio dalam format
digital. Dan pada tahun 1990-an, budaya rekaman sudah mencapai era yang
sangat berubah dari budaya awal. Denagn segala kemudahan menggunakan
peralatan multimedia, dengan semuanya sudah berupa file digital, hobbyist dan pemakai komputer biasa sudah bisa merekam dan mengedit materi digital dan me-mixingnya. Musical Instrument Digital Interface (MIDI) juga mengubah bagaimana musik dibuat. Format
Audio Digital sendiri banyak sekali macamnya, seperti WAV, AAC, WMA,
Ogg Vorbis, Real Audio, MIDI dan tentu saja yang paling populer adalah
MP3.
MP3 yang secara teknis disebut MPEG 1
Audio Layer3 lahir dari kerjasama antara tim dari Fraunhofer Institute
Jerman dan Digital Audio Broadcasting (DBA). Proyek mereka ini diberi
nama EUREKA EU147. Kerjasama yang dimulai pada tahun 1985 ini ide
besarnya adalah membuat format audio yang serealistik mungkin dengan
ukuran file yang sekecil mungkin. Tim yang diketuai oleh Profesor Dieter
Seitzer dan Profesor Heinz Gerhauser akhirnya menemukan algoritma yang
dapat menangkap berkas suara yang tidak tertangkap telinga. Berkas suara
ini sendiri dapat dimampatkan sebesar 1/10 dari ukuran semula.
Algoritma yang bernama ISO-MPEG Audio Layer-3 (IS 11172-3 dan IS13818-3)
ini kemudian distandarisasi secara global dengan Moving Picture Experts
Group (MPEG) agar dapat diterima secara internasional.
Ditahun 1995 tim dari Fraunhofer
Institute Jerman membuat Wimplay yang merupakan pemutar musik versi
Windows yang bisa memecah algoritma MP3 sehingga dapat dinikmati secara
reltime. Wimplay inilah yang menjadi cikal bakal Media player yang
terdapat di Personal Computer.Dalam perkembangannya berikutnya lahirlah
iPOD yang merupakan pemutar MP3 portable yang digagas oleh Steve Jobs
yang merupakan CEO Apple inc.
Perkembangan teknologi dari masa ke masa
tidak dapat dipungkiri memberi dampak bagai pedang bermata dua. Di satu
sisi perkembangan teknoloi pemutar musik kesempatan bagi tersebarnya
produk-produk musik secara luas kepada penikmatnya. Disisi lain
pembajakan musik menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan bagi
perkembangan industri musik sendiri, dalam hal ini dapat dikatakan
industri teknologi informasi bisa menjadi madu sekaligus racun bagi
industri musik
Memperbaiki CD Player
A. Menganalisa OPTIK
Optik adalah piranti di dalam VCD maupun DVD player yang berfungsi untuk membaca kepingan cakram CD. Jika optic mengalami gangguan atau kerusakan maka hal ini sangat berpengaruh besar karena dapat disimpulkan bahwa optic merupakan inputan / awalan dari sebuah pembacaan data dari CD. Optic sangat berperan penting di dalam cara kerja sebuah VCD maupun DVD player. Optic yang terdiri dari laser dan lensa yang menjadi perangkat utama dalam memfokuskan pembacaan data dari piringan menggunakan penembakan sistem laser, biasanya laser ini sangat kompatibel dengan jenis piringan CD. Kalau CD bekerja pada laser dengan panjang gelombang 780 nanometer, sedangkan untuk DVD pada 635 atau 650 nanometer.
Dari segi cara kerja, cara kerja DVD Player tak ada bedanya dengan cara kerja CD Player, karena keduanya memiliki komponen optik yang mampu menyorotkan sinar laser berwarna merah ke arah permukaan piringan, atau tepatnya ke permukaan layer dari suatu piringan CD maupun DVD.
Didalam Prinsip kerja DVD Player, yang paling fundamental terletak pada pemfokusan dari laser ketika melakukan pembacaan pit-pit dijalur trak, karena titik kerjanya harus dapat terfokus pada setiap permukaan bidang pantul. Ini sangat menentukan terutama waktu menjalankan jenis piringan DVD yang memiliki double-layer , karena dalam satu muka terdapat dua lapis reflektor yang masing-masing memiliki jarak yang berbeda, sehingga titik fokusnya juga tidak sama. Untuk lapis pertama dibuat sebagai bidang reflektif semi-transparan, dimana laser juga harus mampu menembusnya ketika membaca data pada layer inti yang berada di lapis kedua.
Setiap sorotan laser akan langsung mengenai lapisan pemantul bahan polycarbonate dari piringan DVD, kemudian dipantulkan kembali ke komponen opto-electronic yang bertugas mendeteksi setiap perubahan cahaya yang dipantulkan. Jadi dari opto-electronic tersebut kemudian diterjemahkan menjadi kode-kode binary yang biasa disebut bit. Pekerjaan paling berat dalam sistem pembacaan dari piringan DVD adalah pada saat menjaga posisi sorotan laser yang harus tetap fokus ditengah-tengah jalur trak data.Tugas ini dibebankan pada tracking system yang selalu bergerak kontinu dari tengah ke pinggir piringan, sehingga akan terjadi pergeseran laser dari arah dalam bergerak keluar secara linier.
Kecepatan dari pembacaan datanya juga berlangsung konstan, ini dapat kita buktikan melalui gerakan motor spindle yang berputar semakin lambat ketika mata laser mulai menuju ke pinggir piringan DVD.
B. Kerusakan dan gangguan pada OPTIK dan cara memprbaikinya
1. Optik Tidak Bisa Membaca Disk
Optik tidak bisa membaca disk bisa karena tiga hal :
-lensa kotor
-lensa yang terbakar.
-kumparan spull yang lemah.
Cara –cara mengatasinya :
a . Jika optic kotor, kita dapat menggunakan disk cleaner. Jika ingin hasil maksimal, buka terus bersihkan menggunakan cotton butt. atas dan bawah lensa optiknya. Kemudian bersihkan juga diafragma penerima sinyal optik (letaknya agak masuk ke samping dalam). Hati-hati, jangan sampai menggores optik!
b . Jika lensa optiknya terbakar, maka kita terpaksa harus menggantinya.
c . Jika kumparan sepulnya yang sudah lemah, disetel lagi ke ukuran standarnya.
d . Kemungkinan focus optic lemah, harus bantu setel focus dengan setelan yang ada di samping optik sedikit sedikit saja.
e . Kabel flexibel patah sebagian. Ini membuat disc-nya tidak bisa baca ke track tengah sampai terakhir, karena optik menarik ke belakang flexibelnya terputus.
2. DVD/VCD PLAYER NO DISK
a . Di karenakan debu, kalau ini terjadi kita harus membongkar tutupnya dan kita harus memakai cotton butt (korek kuping). Tidak diperkenankan memakai cairan kimia dan detergent. dengan cara sisi cotton buds ada 2 sisi, sisi yang satu kita basahi dengan memakai air/alkohol kalau tidak ada keduanya kita memakai (ma`af ini seperti pengalaman saya) pakai air ludah, ujung cotton buds kita oleskan di optic tersebut kurang lebih 30 detik,kemudian cotton buds kita balik sisi yang tidak dipakai air itu yang berfungsi untuk mengelap yangg tadi dibersihkan kurang lebih sama 30 detik.
b . Dikarenakan motor optic macet karena kotoran atau debu halus, maka kita harus melakukan dengan cara mengebrak player itu kurang lebih 2-3 kali. Cara menggebraknya adalah sebagai berikut:
Keluarkan piringan dari dalam player, lepaskan kabel power dari sumber listrk. Kemudian angkat player dengan tangan kiri dengan sisi terbalik, ayunkan (menggebrak) tangan kanan ke sisi player sebanyak 2-3 kali dengan posisi telapak tangan melebar ke 5 jarinya. Dalam menggebrak jangan terlalu pelan dan jangan terlalu keras (tidak di perkenankan memakai alat-alat /benda keras).
c. Dikarenakan setelan optic kurang pas. Kalau ini terjadi kita harus menyiapkan obeng plus (+) degan ukuran kecil, dibelakang optic ada putaran baut coba kita putar kekanan sekitar 2 mm, posisi player harus keadaan OFF/MATI. Apabila langkah A-E tidak membawakan hasil, segeralah bawa DVD/VCD player anda ke service centre atau tempat service terdekat yang ahli dalam bidangnya.
Sumber: Drs.Mahrum
07 November 2012
MENDOKUMENTASIKAN VIDEO
Ada
beberapa teknik teknik dasar yang diperlikan untuk mengambil suatu
pengambilan video. Seseorang harus mengatahui dasar dasar pengambilan
video yang harus diperlajari secara men - detail.
ada pun beberapa cara pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara :
- Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera yang berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda benda tampak kecil dan berserakan - High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai "kerdil". - Low Angle
Sudut pengambilan dari bawah objek sehingga mengesankan objek terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai "Agung/ prominance, beribawa, kuat, dominan. - Eye Level
Sudut pengambilan gambar tsejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. - Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas atau dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran
gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pangambilan gambar, tingkat
emosi, situasi dan kondisi objek. Terdapat bermacam - macam istilah
antara lain :
- Extreme Close Up ( XCU ) : Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung, bibir, ujung tumit dari sepatu, sepasang sepatu, dll.
- Big Close Up ( BCU ) : Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
- Close Up ( CU ) : Pengambilan gambar di ambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek seperti muka objek saja.
- Medium Close Up ( MCU ) : Pengambilan gambar di ambil dari dada ke atas.
- Medium Shot ( MS ) : Pengambilan dari jarak sedang, dari perut atau pinggang ke atas.
- Knee Shot ( KS ) : Pengambilan gambar di ambil dari lutut sampai ke kepala.
- Full Shot ( FS ) : Pengambilan gambar objek di ambil secara penuh dari kepala sampai ujung kaki.
- Long Shot ( LS ) : pengambilan gambar objek yang di ambil secara keseluruhan. Gambar di ambil dari jarak yang jauh, sehingga juga menampakkan latar belakang.
- Medium Long Shot ( MLS ) : Pengambilan gambar objek dari jarak yang lebih agak jauh ( wajar ), sehingga jika ada 3 objek, maka akan terlihat keseluruhannya.
- Extreme Long Sh ot ( XLS ) : Pengambilan gambar objek dari jarak yang sangat jauh, sehingga nampak latar belakang nya, sehingga di ketahui posisi letak objek tersebut.
- Zoom In/ Zoom Out : Pengambilan gambar dengan cara kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
- Panning : Gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas "tripod".
- Tilting : Gerakan kamera ke atas dan kebawah. Tilt Up ke atas, dan Tilt Down ke bawah.
- Dolly :Kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
- Follow : Gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
- Crane Shot : Gerakan kamera yang di pasang di atas roda.
- Fading : Pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan Fade out jika gambar menghilang serta Cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
- Framing : Objek berada dalam framing shot. Frame in jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. Objek bergerak sejajar dengan kamera.
- Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
- Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik
ini dikatakan lain karna tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan,
ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur unsur lain
seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata - rata pengambilan gambar
dengan menggunakan teknik teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatis.
- Backlight Shot : Teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
- Reflection Shot : Teknik pengambilan gambar di ambil melalui pantulan gambar di cermin/ air yang dapat memantulkan bayangan objek.
- Door Frame Shot : Gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
- Artifical Freme Shot : Benda misalnya daun atau ranting di letakkan di depan kamera sehingga seolah olah objek diambil dari balik ranting.
- Jawa Shot : Kamera menyorot objek yang seolah olah kaget terlihat kamera.
- Framing With Background : Objek tetap fokus didepan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
- The Secret of Foreground Framing Shot : Pengambilan gambar objek yang berada didepan latar belakang sehingga menjadi panduan adegan.
- Tripod Transition : Posisi kamera yang berada di atas tripod dan beralih dari objek satu ke objek yang lain secara capat.
- Artificial Hairlight : Rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
- Fast Road Effect : Teknik yang diambil dari dalam atau atas kendaraan yang sedang berjalan melaju cepat.
- Walking Shot : Teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya di gunakan untuk menunjukan orang yang sedang bejalan terburu - buru atau dikejar sesuatu.
- Over Shoulder : Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap - cakap.
- Profil Shot : Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Kamera dan pengoperasiannya :
1. Zoom
Berfungsi
untuk mendekatkan obyek (zoom in) atau menjauhkan obyek (zoom out)
secara optical, karena dengan menggunakan system pergerakan lensa
Mengoperasikannya :
- Kamera digerakan lebih dekat dengan subyek kemudian diperbesar (sama dengan
pembingkaian)
- Untuk memperbesar jarak jauh sebaiknya menggunakan tripod (kaki)
2. Iris Ring
Berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kedalam lensa kamera
Mengoperasikannya :
- Pembukaan Iris dapat di atur (lubang bidik kamera)
- Membuka Iris, mengakibatkan cahaya masuk lebih banyak dan gambar lebih jelas
- Cincin Iris pada rumah lensa, diputar searah jarum jam untuk menutup dan berlawan arah
3. Fokus Ring
Berfungsi untuk mengatur fokus tidaknya obyek yang dibidik.
Obyek yang tidak focus disebut out of focus dan gambarnya akan tampak kabur dan
dikenal dengan istilah blur obyek yang focus akan terlihat jelas dan detail disebut in focus
Mengoperasikannya :
- Kamera di set pada focus
- Atur cincin focus sampai di peroleh gambar yang taja
- Putar cincin focus searah jarum jam untuk focus lebih dekat dan berlawan
4. White balance (keseimbangan putih)
Berfungsi sebagai proses penyeimbangan warna dengan menggunakan media warna putih
Mengoperasikannya :
- Bidikan kamera pada sesuatu yang bersifat tidak memantulkan putih dalam cahaya yang
sama seperti subjek
- Kemudian bingkai, sehingga kebanyakan atau warna putih
- Atur focus dan ekspos, kemudian rekam tombol “white balance” atau saklar
5. Shutter
Tombol pemantik potret di pasang dibelakang lensa antara lensa
Shutter mempunyai variasi aplikasi, khususnya untuk mendukung gerakan cepat
Mengoperasikannya :
- Kamera pada posisi on
- Yakinkan bahwa shutter dalam kondisi on
- Bidikan pada obyek sesuai dengan keinginan
Sumber : DEWI YULIANTI,S.Pd
28 Oktober 2012
VCR (Video Cassette Recorder)
Perekam Kaset Video atau VCR (Video Cassette Recorder) adalah peralatan elektronik yang bisa dipakai untuk merekam suara/audio dan gambar/video dalam
suatu kaset pita magnetik yang bisa dimasukkan dan dikeluarkan dengan
mudah seperti halnya pita kaset suara biasa (Audio Cassette Recorder
atau Cassette Recorder). Kebanyakan jenis VCR dilengkapi dengan
rangkaian penala TV (TV-tuner) atau penerima yang dapat menerima siaran TV secara langsung. Untuk jenis yang lebih baik, VCR ini mempunyai rangkaian timer dan jam digital yang
bisa dipakai untuk merekam siaran TV secara otomatis pada jam-jam yang
diinginkan. Secara umum, perekam kaset video (VCR) ini menggunakan pita
kaset (tape)dengan 3 macam format: pita format VHS, pita format Betamax,
dan pita format V2000. Di antara ketiga macam format ini, sekarang
jenis format yang paling populer dipakai adalah pita kaset dengan format
VHS.
Format VHS dari RCA dan JVC
Format VHS dalam dunia VCR dipromosikan pertama kali di Amerika Serikat pada
bulan September 1976 oleh perusahaan elektronik RCA. Jenis pertama dari
format ini mampu merekam video untuk waktu 2 jam. Jenis tape VHS yang
baru yaitu tipe T-180 dengan kecepatan rekam yang lebih lambat (kualitas
gambar sedikit kurang bagus) mampu merekam video selama 9 jam secara
terus menerus. Selain perusahaan RCA, perusahaan elektronik JVC
(Japanese Victor Company) di Jepang juga memasarkan produk VCRnya dengan
menggunakan format VHS.
Format Betamax dari Sony
Jenis format video Betamax atau sekedar disebut format Beta diperkenalkan oleh perusahaan Sony Jepang pada
bulan November tahun 1975 (lebih dulu muncul dari pada format VHS).
Perusahaan Sony menyatakan bahwa kualitas format Betamax ini lebih bagus
jika dibandingkan dengan rekaman VHS, dan mempromosikan bersama-sama
dengan peralatan rekaman Betacam.
Perkembangan VCR
Charles Ginsburg pada tahun 1951 menciptakan sebuah videotape recorder, yang mampu menangkap gambar-gambar bergerak dari sinyal dengan mengubah rangsangan elektrik dan menyimpan informasi pada sebuah kaset magnetik. Pada 1956 VTR (Video Tape Recorder mulai dipasarkan. Kemudian Video Cassette Recorder dibuat pertama kali oleh Charles Ginsburg dan Ray Dolby pada 1956, dan mulai dipasarkan pada tahun 1971.
Di Indonesia Video Cassette Recorder sempat menjadi populer pada
sekitar tahun 1980-an, sebagai sebuah alternatif hiburan bagi
masyarakat. Namun sekarang VCR ini sudah jarang dipakai, karena banyak alternatif perangkat lain yang lebih mudah dipakai. Masyarakat sudah jarang menggunakan VCR, namun alat ini tetap dipakai dalam rangka perekaman film dalam produksi program-program televisi.
Bagian Pendukung Kerja VCR
Ada beberapa bagian penting yang harus dimiliki dalam pemenuhan standar kerja VCR, yaitu:
KASET (Tape)
Saat kita membuka satu per satu bagiannnya, akan kita temukan Pertama, bagian atas dan bawah pada lapis terluar, yang biasanya terbuat dari plastik. Kemudian sebuah pintu “bergerak” yang melindungi kaset, agar kaset dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Didalamnya, terdapat dua buah spul untuk memegangi pita kaset. Kemudian akan kita temukan pita kaset berukuran 244 m, 0,5 inci, terbuat dari oxide coated Mylar sebagai media perekam materi, dan beberapa rol pemutar
yang memutar pita sampai bagian depan kaset. Dan dua buah media sebagai
pengunci yang menahan pita agar tidak memutar kembali. Juga berbagai
jenis sekrup yang memperkuat bagian-bagian tersebut, pada saat kaset dimasukkan ke dalam VCR, maka ada sebuah “lever”yaitu sebuah optik untuk mengoperasikan alat atau mesin, pada posisi tertentu. Kerjanya diperkuat dengan tersedianya sebuah “pin” sebuah tembaga berukuran
kecil dengan bentuk lingkaran, digunakan untuk mempererat
ketersambungan beberapa alat. Pada point tersebut, sistem dalam VCR akan
“mengurai” memori pada pita kaset, kemudian memainkannya.
VCR
Video
Cassette Recorder dibuat pertama kali oleh Charles Ginsburg dan Ray
Dolby pada 1956. alat ini populer digunakan dalam rangka pengembangan sistem penyiaran televisi, karena apa yang ditayangkan pada pertama kali sekarang akan dapat diputar kembali pada waktu yang lain.
VCR sendiri memiliki dua tugas utama, yaitu mengadakan kontak dengan
pita kaset, sebuah alat yang sangat tipis, sangat lemah dan mudah
sekali rusak, dengan ukuran panjang yang tidak terukur dalam sebuah
plastik, dan membaca sinyal dari pita kaset dan “memaknainya” dengan
sinyal yang bisa dimengerti oleh televisi. Tugas kedua diatas merupakan
sebuah kemajuan teknologi yang tinggi dalam waktu singkat.
Pada perekaman suara, informasi suara
disimpan secara linear pada kaset. Kemudian kaset bergerak melewati
“kepala perekam” dan informasi suara tersebut diletakkan sebagai sebuah
garis panjang yang mengikuti pergerakan pita kaset. Kaset ini dapat
bergerak melewati kepala perekam tersebut dengan ukuran 2 sampai 3 inci
(5 sampai 8 cm) per detik.
Sinyal
video terdiri sekitar 500 kali lebih banyak informasi dibandingkan
dengan sinyal bunyi, dikarenakan beberapa pendekatan pekerjaan tidak
dapat dikerjakan oleh beberapa hal. Namun kaset harus tetap bergerak
melewati kepala perekam tersebut beberapa kaki per detik. Untuk
mengatasi masalah ini, dua kepala perekam terorganisi bersama pada
sebuah drum putar yang digerakkan kearah yang lebih tinggi dari posisi kaset.
Kerjasama VCR dengan Televisi
Gambar
dalam televisi dibagi dalam beberapa series dalam 525 garis scan
horizontal, setengahnya ditayangkan setiap 60 detik. Masing-masing
melewati kepala perekam dari VCR yang membaca atau menulis data dalam
satu lembaran (262,6 garis scan) dari gambar televisi. Sehingga data
perekaman videotape adalah sebagai berikut:
Dalam
hal ini, akan ada beberapa bagian yang direpresentasikan oleh beberapa
warna. Bagian cahaya biru merupakan lembaran yang disediakan bagi
perekaman yang dilakukan oleh kepala perekam dalam drum berputar. Drum
berputar terdiri dari dua kutub pada posisi yang berlawanan (180 derajat
jarak). Dua kutub ini memberikan alternatif bagi masing-masing bagian
untuk membaca dan menulis data pada pita kaset.Dan bagian yang berwana
kuning me-representasikan sebuah audio control track.
Alat
pengontrol ini penting karena, pertama ia berfungsi sebagai pengontrol
kerja VCR dalam melakukan perekaman, pada mode SP, LP ataupun EP, juga
mengatur seberapa cepat VCR akan menarik kaset melewati drum pemutar,
dan mempertahankan posisi pita pada saat pita tersebut dimainkan.
Saat kita bermain dengan pemutaran track rekaman pengontrol pada VCR, kita hanya perlu memindahkan posisi "skew" antara pengontrol track dengan posisi kepala perekam.
Kerjasama VCR dengan Kaset
Hubungan
antara kaset dengan pemutar di dalam VCR adalah sebagai berikut,
Pertama kepala berputar pada 1800 rotasi per menit, atau 30 pergantian
per detik.Pada mode SP, kaset akan melewati kepala pemutar pada garis
1,31 inci per menit (33,35 mmps), pada mode LP pada 0.66 inci per detik
(16,7 mmps, dan pada mode EP pada 0,44 inci per detik (11,12 mmps.
Karena rotasi inilah kepala tersebut berputar pada 228,5 inci(5804 mm)
per detik, atau dengan kata lain berputar pada 25 mil per jam. Artinya
apabila video menyimpan informasi secara linear,maka anda akan
memerlukan 50 mil (80 km) untuk sebuah kaset dapat menyimpan film dengan
durasi 2 jam.
Sebuah bagian yang dikatehui sebagai helical scanning akan
membantu pemutaran kaset. Masalahnya adalah bagaimana cara membuat
desain sebuah bentuk VCR yang bisa membungkus kaset video dalam putaran
kepala perekam dengan tujuan perekaman ataupun pemutaran memori kaset.
Selain itu mesin juga harus dapat mempertahankan pergerakan kaset pada
posisi tertentu yang seimbang dengan
kecepatan putaran yang pas dan mampu diidentifikasi dan berhenti dengan
tepat. Untuk melakukan tugas ini, VCR harus mengikuti langkah sebagi
berikut:
Mekanisme Driver dalam
VCR harus dapat mengurai dengan baik pita panjang dari kaset dan
membungkusnya dalam sebuah rol dengan kombinasi drum dan kepala perekam
untuk dapat memainkannya. Ini merupakan pekerjaan paling berat yang
harus dikerjakan oleh VCR.
Isi Kerangka dalam VCR
· Terdapat drum pemutar
· Ketika
VCR mulai membaca kaset, dua pemutar yang akan menarik kaset keluar
dari VCR.Mereka akan bergerak pada rel dan membungkus perekam disekitar
drum
· Ketika
kaset untuk pertama kalinya didudukan pada VCR, dua pemutar ini akan
langsung masuk pada kaset, di belakang perekam, kaset akan melakukan
penyesuaian posisi dengan perekam pada saat ini
· Ketika pemutar bekerja dengan baik pada track,kaset akan berputar dengan baik disekitar drum
· Sebuah kunci pemutar akan menahan gerakan berputar dari kepala perekam
VCR “berbicara”: Sebuah sistem Pengontrolan VCR
Beberapa pengaturan yang diberlakukan antara lain:
Tracking Control kasetnya terdiri dari sebuah pengaturan track linear yang membantu VCR sebagai penyeimbang putaran rotasi dengan pita perekam pada kaset Flying Erase Head.
VCR memiliki dua tipe flying erase head, alat ini sebenarnya
di-organisir dalam drum pemutar. Mampu menghapus memori dalam pita
dengan mempersilahkan pembersihan di antara segment tersebut adalah SP, LP, dan EP settings,
ini merupakan tiga macam kecepatan yang di set dalam sebuah VCR yang
akan melakukan pengaturan kecepatan pada kaset yang berhubungan dengan
drum pemutar. SP mode, dimana kaset bergerak melampaui kepala perekam
dalam 1,31 inci (33,35 mm) per detik. Dalam LP mode, sejauh 0,66 inci
(16,7 mm) per detik, EP mode sejauh 0,44 inci (11,12 mm) per detik.
Selama kecepatan kaset bertambah, pita dalam kaset akan bergerak semakin
dekat satu sama lain, mengurangi kemampuan pencitraaan tapi menambah
jumlah materi yang cocok untuk kaset
Four-head vs Two-head,
sebuah VCR membutuhkan hanya dua kepala untuk menyimpan atau memainkan
kaset pada mode SP. Sebuah masalah timbul, pada saat LP dan EP mode,
karena kaset akan bergerak jauh lebih lambat. Untuk itu kebanyakan VCR
memiliki dua kepala pemutar untuk SP mode dan dua kepala yang lebih
kecil digunakan untuk pemutaran kecepatan lebih lambat. Gabungan empat
kepala ini akan menyajikan sebuah sistem kerja yang lebih baik pada
pemutaran dalam kecepatan yang lebih rendah
End-of-tape sensing, saat VCR sudah tidak beroperasi, akan tampak sebuah cahaya melalui kaset dan mengidentifikasikan bahwa tugas telah selesai
Kesimpulan
Sebuah sejarah dalam revolusi perekaman, VCR pernah menjadi sebuah fenomena dalam
sejarah perkembangan teknologi. Sekarang perkembangan teknologi tinggi
telah mempermudah dan mendukung manusia dalam menjalankan
kesehariannnya. Video Cassette Recorder populer digunakan dalam industri
televisi, khususnya dalam rangka pembuatan program-program televisi,
dalam perkembangannya VCR ini juga digunakan dalam perekaman
kegiatan-kegiaatan (event) tertentu misalnya dalam rangka pengamanan,
penyelenggaraan kesepakatan, kegiatan-kegiatan politik, dsb. Namun
sekarang VCR ini tidak lazim digunakan di kalangan masyarakat umum,
dikarenakan memerlukan alat yang cukup rumit dan harganya lebih tinggi
jika dibandingkan dengan teknologi pemutaran video terbaru yaitu VCD
atapun DVD.
Sumber : Drs. MAHRUM
Langganan:
Postingan (Atom)